Suatu kisah dalam skenario nyata, memerankan tokoh - tokoh yang antagonis dan kadang protagonis. Dalam adegan tertata rapi, kisah kasih, amarah, tentang cinta, kesenangan, bahagia hati, keterpurukan, sampai kekerasan psikis. Inilah cerita cinta sandiwara nyata hiasi hidup. Tentang aku dan ia.
Bermula seraya menghilang. Hilang seperti lenyap. Kerikil tajam hinggap dikaki kita. Banyak timpukan keras mengenai mahkota. Sakit. Tapi, inilah aral pertama dalam jalan yang sama. Baru kali ini.
Jauh darimu, adalah deritaku.
Menantimu, adalah setiaku.
Melihatmu, adalah bahagiaku.
Menyayangmu, adalah janjiku.
Mencintaimu, adalah kewajibanku.
Menyakitimu, adalah dosaku.
Melupakanmu, adalah keterpurukanku.
Mengenangmu, adalah tangisku.
Puisi, sajak, maupun lirik. Terlalu banyak yang menusuk. Sampai tak mampu berkata dalam ucap. Hanya diam, teteskan air dari mata. Karena terlalu aku sebab adanya ia.
Ku ingin menjadi bintang, yang bersinar terang,
selalu menerangi, hatimu yang sepi.
Ku ingin menjadi mimpi, yang temani tidurmu,
memberikan kedamaian, disetiap waktu.
Ku ingin seperti hujan, yang selalu membasahi,
hatimu yang gelisah, dengan kesejukan.
Ku ingin seperti pelangi, yang penuh warna – warni,
warnai hidupmu, dengan laguku.
Indahnya, bila semua tercipta.
Indahnya, begitu sempurna.
Meskipun sederhana, ku harap menjadi indah,
walau rasa yang ku beri, tak seharum melati.
Sadarkan semua langkahku, saatku merasa angkuh,
coba terbang lebih tinggi, terbang meninggalkanmu.
Bila ku mulai menjauh, pegang erat sayapku,
jangan pernah lepaskan, jangan pernah biarkan.
Seraya hanya bualan. Tapi, yakin. Ini akuanku, dari nadi. Bukan bermaksud menjadi plagiat, atau apa. Hanya saduran, atas ungkapan bermilyar rasa dalam jiwa. Semoga ia
Ku temukan lagi cinta yang membuat ku hidup.
Dan ku temukan lagi cahaya terang dimatamu.
Indahnya dirimu setelah kau menyayangi aku.
Bersinarnya hatiku setelah kau memiliki aku.
Kini ku sadari jiwaku telah tertinggal di bumi.
Awan hitam pun kini telah membawaku mati.
Mungkin ku dapat hidup kembali.
Setelah diriku ini mati.
Mencoba temukan yang ku cari.
Cinta yang tertinggal dalam hati.
Sudah pupus, pencarian jarum dalam sekam di kandang berjuta sapi. Atau, mencari bibit emas di bibir pantai. Aku menemukannya.
Saat tubuhku lemah tak berdaya.
Disaat jantungku mulai terasa lemah.
Aku inginkan engkau menemani aku.
Dan andai kau tau besarnya cintaku,
sebesar dunia.
Saat rambutku kusam dan memutih.
Disaat ku tak mampu menggenggam lagi.
Aku inginkan engkau menemani aku.
Dan andai kau tau luasnya cintaku,
seluas samudera.
Aku ingin engkau selalu, menemani hidup dan matiku.
Aku ingin engkau selalu, temani masa tuaku.
Semoga. Semoga. Semoga. Semoga. Semoga. Semoga. Semoga. Semoga. Semoga. Semoga. Semoga. Semoga. Semoga. Semoga. Semoga. Semoga. Semoga. Semoga. Semoga. Semoga. Dengan kuasa Ilahi, aku berdoa. Hablum minallah. Maha besar Allah. Satu hamba yang hina ini mohon ampunan. Tanpa pupus cintaku pada-Mu, aku memuji kebesaran-Mu, aku takhluk akan kuasa-Mu. Ijinkan aku meminta satu rusukku yang Engkau hilangkan, dulu. Dan aku meminta ia, jadi rusukku itu. Tapi, jangan Engkau hilangkan cintaku pada-Mu, yaa Rabb. Cintaku pada Engkau, lebih besar, lebih dari segala – galanya. Dan aku kembali bersujud. Jangan kau hilangkan cintaku pada keluargaku, saudara – saudaraku, dan ia. Begitupun sebaliknya. Teteskan air dari pelupuk mataku ketika aku bahagia. Kuatkan aku, ingatkan aku ketika cobaan-Mu datang. Bahagiakan aku karena ia, sebelum giliranku tiba. Ampuni aku jika ku banyak meminta. Sang Maha Besar, Maha Penyayang, segala puji untuk-Mu dan Rasul-Mu. Aku meminta, dan aku sangat – sangat berharap. Amin. Amin. Amin. Amin. Amin. Amin. Amin. Amin. Amin. Amin. Amin. Amin. Amin. Amin. Amin. Amin. Amin. Amin. Amin. Amin Ya Robbal’alamin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar